Sabtu, 12 Juli 2014

[BOOK REVIEW] FUURIN


Tanda tangan dari penulis

Judul : Fuurin
Penulis : Ghyna Amanda
Penerbit : Ice Cube
Penyunting : Anida Nurrahmi
Perancang sampul : Aulia Annisa
Penata letak : Aldy Akbar
Teguh Tri Erdyan
Hal : vi + 222 ( 13 x 19 )
ISBN : 978-979-91-0708-4
Cetakan pertama : April 2014

“Kamu tahu, Gesang, kadang-kadang kita butuh orang lain, walau mungkin nggak akan bikin masalah kita selesai.” (hl. 64)

Sinopsis :
“Rin, namaku Rin. Kamu?”
“Rin? Rin doang?” Singkat amat namanya, pikirku spontan.
“Iya, Rin doang, ‘rin rin rin’...”
Gadis yang mengaku bernama Rin ini melantunkan namanya dengan nada seperti ia sedang membunyikan sebuah lonceng kecil. “Artinya lonceng. Lonceng kan bunyinya ‘rin rin rin’...”
Kata siapa SMA itu  masa paling indah? Buat Gesang, sejak hari pertama kelas sepuluh hidupnya jadi penuh masalah. Tidak punya teman sebangku, terpaksa duduk di depan meja guru, belum lagi tuntutan orangtua tak sejalan dengan yang dia mau. Makanya di jam istirahat Gesang lebih memilih menyendiri sambil memainkan piano di aula atas. Di sana, dia bertemu Rin dari kelas dua belas. Tapi siapa, sih, yang mau berteman sama Rin, si anak koruptor yang suka bolos, selingkuh dari pacarnya, dan mengambil uang klub buat foya – foya? Lantas kenapa Gesang rela masuk dalam perangkap yang bahkan tak pernah Rin siapkan untuknya?
***
Bisa melihatmu tertawa dengan ceria dan tersenyum dengan lembut.
Lalu hidup, terus hidup.
Menurutku semua itu lebih indah dari apapun. (hl. 2)
Novel ini menceritakan seorang remaja bernama Gesang Ismaya. Anak seorang pemilik Rumah Sakit Ismaya yang berfasilitas layaknya hotel berbintang lima. Menjadi anak pemilik rumah sakit terkenal rupanya membuat Gesang tak nyaman karena membuat banyak orang memperhatikannya sedangkan ia tidak suka menjadi pusat perhatian.
Dalam hidupku, aku pernah melakukan kesalahan yang membuatku tidak disukai banyak orang. (hl. 212)
Karakter cuek dan pendiam membuatnya tidak memiliki teman sejak hari pertama memasuki bangku kelas sepuluh. Gesang memilih mengahabiskan waktu luangnya dengan menyendiri memainkan piano di aula atas sekolah. Ia lebih suka bercengkrama dengan Pino, piano sekolah yang menjadi teman pertamanya. Orangtua Gesang termasuk orangtua kolot yang menginginkan anaknya mengikuti tradisi keluarganya, menjadi seorang dokter, padahal menjadi seorang musisi adalah mimpi terbesar Gesang. Disana dia juga bertemu dengan Rin, gadis ceria dari kelas dua belas yang penuh rahasia.
“Kamu orang pertama yang menghiburku, waktu aku menerima surat ini.” (hl. 71)
Banyak temannya yang tak suka kedekatan Gesang dan Rin, bahkan timbul beberapa isu miring mengenai kedekatannya dengan Rin yang memiliki image buruk di sekolah. Namun Gesang memiliki rahasia Rin yang membuatnya tak bisa meninggalkan Rin,  hingga timbullah perasaan baru Gesang untuk Rin. Tapi sayangnnya Rin masih mencintai Reno.
***
Cerita di novel ini cocok sekali untuk remaja. Cara Gesang memperlakukan Rin yang sakit sangat manis. Kisah tentang impian, teman & sedikit cinta dijadikan satu membuat novel ini manis dan ending yang mengharu biru. Bahasa yang digunakan pun cukup ringan untuk remaja. Dari segi ide, di awal cerita ini sangat menarik seperti kisah remaja namun masih sangat umum. Sayangnya cover novel ini sangat sederhana dengan tulisan FUURIN. Saya berikan 4 bintang untuk novel ini.
“Kono omoi wo oshiete kurete, arigatou.”

Terima kasih, Rin. Kini aku tahu apa hal terindah yang pernah kamu tanyakan dulu.(hl. 221)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar