Tanda tangan dari penulis |
Judul : Fuurin
Penulis : Ghyna Amanda
Penerbit : Ice Cube
Penyunting : Anida Nurrahmi
Perancang sampul : Aulia Annisa
Penata letak : Aldy Akbar
Teguh Tri Erdyan
Hal : vi + 222 ( 13 x 19 )
ISBN : 978-979-91-0708-4
Cetakan pertama : April 2014
“Kamu tahu, Gesang,
kadang-kadang kita butuh orang lain, walau mungkin nggak akan bikin masalah
kita selesai.” (hl.
64)
Sinopsis :
“Rin, namaku Rin. Kamu?”
“Rin? Rin doang?” Singkat amat
namanya, pikirku spontan.
“Iya, Rin doang, ‘rin rin rin’...”
Gadis yang mengaku bernama Rin ini
melantunkan namanya dengan nada seperti ia sedang membunyikan sebuah lonceng
kecil. “Artinya lonceng. Lonceng kan bunyinya ‘rin rin rin’...”
Kata siapa
SMA itu masa paling indah? Buat Gesang,
sejak hari pertama kelas sepuluh hidupnya jadi penuh masalah. Tidak punya teman
sebangku, terpaksa duduk di depan meja guru, belum lagi tuntutan orangtua tak
sejalan dengan yang dia mau. Makanya di jam istirahat Gesang lebih memilih
menyendiri sambil memainkan piano di aula atas. Di sana, dia bertemu Rin dari
kelas dua belas. Tapi siapa, sih, yang mau berteman sama Rin, si anak koruptor
yang suka bolos, selingkuh dari pacarnya, dan mengambil uang klub buat foya –
foya? Lantas kenapa Gesang rela masuk dalam perangkap yang bahkan tak pernah
Rin siapkan untuknya?
***
Bisa melihatmu tertawa
dengan ceria dan tersenyum dengan lembut.
Lalu hidup, terus
hidup.
Menurutku semua itu
lebih indah dari apapun. (hl. 2)
Novel ini
menceritakan seorang remaja bernama Gesang Ismaya. Anak seorang pemilik Rumah Sakit
Ismaya yang berfasilitas layaknya hotel berbintang lima. Menjadi anak pemilik
rumah sakit terkenal rupanya membuat Gesang tak nyaman karena membuat banyak
orang memperhatikannya sedangkan ia tidak suka menjadi pusat perhatian.
Dalam hidupku, aku
pernah melakukan kesalahan yang membuatku tidak disukai banyak orang. (hl. 212)
Karakter
cuek dan pendiam membuatnya tidak memiliki teman sejak hari pertama memasuki
bangku kelas sepuluh. Gesang memilih mengahabiskan waktu luangnya dengan
menyendiri memainkan piano di aula atas sekolah. Ia lebih suka bercengkrama
dengan Pino, piano sekolah yang menjadi teman pertamanya. Orangtua Gesang
termasuk orangtua kolot yang menginginkan anaknya mengikuti tradisi
keluarganya, menjadi seorang dokter, padahal menjadi seorang musisi adalah mimpi
terbesar Gesang. Disana dia juga bertemu dengan Rin, gadis ceria dari kelas dua
belas yang penuh rahasia.
“Kamu orang pertama
yang menghiburku, waktu aku menerima surat ini.” (hl. 71)
Banyak
temannya yang tak suka kedekatan Gesang dan Rin, bahkan timbul beberapa isu
miring mengenai kedekatannya dengan Rin yang memiliki image buruk di sekolah.
Namun Gesang memiliki rahasia Rin yang membuatnya tak bisa meninggalkan
Rin, hingga timbullah perasaan baru
Gesang untuk Rin. Tapi sayangnnya Rin masih mencintai Reno.
***
Cerita di
novel ini cocok sekali untuk remaja. Cara Gesang memperlakukan Rin yang sakit
sangat manis. Kisah tentang impian, teman & sedikit cinta dijadikan satu
membuat novel ini manis dan ending yang mengharu biru. Bahasa yang digunakan
pun cukup ringan untuk remaja. Dari segi ide, di awal cerita ini sangat menarik
seperti kisah remaja namun masih sangat umum. Sayangnya cover novel ini sangat
sederhana dengan tulisan FUURIN. Saya berikan 4 bintang untuk novel ini.
“Kono omoi wo oshiete
kurete, arigatou.”
Terima kasih, Rin. Kini
aku tahu apa hal terindah yang pernah kamu tanyakan dulu.(hl. 221)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar